Blame Game, Justify Game, dan Complain Game
Istilah Blame Game, Justify Game, dan Complain
Game adalah bagian dari pola komunikasi atau pola pikir negatif yang sering
muncul dalam lingkungan kerja, pendidikan, atau kehidupan sehari-hari. Ketiganya termasuk dalam kategori mental
block atau hambatan mental yang bisa menghambat kemajuan, tanggung jawab,
dan produktivitas individu maupun tim. Mari kita bahas satu per satu
secara detail:
1. Blame Game (Permainan Menyalahkan)
Pengertian:
Blame Game adalah kebiasaan menyalahkan orang lain atau
keadaan luar atas kegagalan atau masalah yang terjadi, alih-alih mengambil
tanggung jawab pribadi.
Ciri-ciri:
- Mengalihkan kesalahan kepada atasan,
bawahan, rekan kerja, atau sistem.
- Menghindari introspeksi atau evaluasi
diri.
- Sering
menggunakan kalimat seperti:
- “Itu
bukan salah saya!”
- “Kalau dia nggak begitu, pasti
semuanya lancar.”
- “Salah
sistem, bukan saya.”
Dampak:
- Menghambat
perbaikan diri.
- Menyebabkan konflik dan
ketidaknyamanan dalam tim.
- Menghambat
budaya tanggung jawab.
Contoh di lingkungan sekolah:
Guru yang muridnya tidak memahami materi berkata, “Ya wajar,
anak-anaknya memang nggak niat belajar,” tanpa mengevaluasi cara mengajarnya
sendiri.
2. Justify Game (Permainan Pembenaran)
Pengertian:
Justify Game adalah kebiasaan mencari-cari alasan atau
pembenaran atas kegagalan atau performa yang buruk, agar tetap terlihat benar
atau tidak merasa bersalah.
Ciri-ciri:
- Banyak
alasan dan dalih.
- Enggan berubah karena merasa sudah
benar.
- Sering
menggunakan kalimat seperti:
- “Saya
sudah berusaha kok, tapi ya begini hasilnya.”
- “Dulu juga begitu, nggak ada
masalah.”
- “Memang
kondisinya nggak memungkinkan.”
Dampak:
- Membuat individu stagnan (tidak
berkembang).
- Menutup diri dari masukan atau
kritik.
- Merusak
budaya perbaikan berkelanjutan (continuous improvement).
Contoh di lingkungan sekolah:
Ketika siswa
tidak lulus ujian kompetensi, guru berkata, “Ya materi memang sulit, anak-anak
kita nggak sanggup, bukan salah saya.”
3. Complain Game (Permainan Mengeluh)
Pengertian:
Complain Game adalah kebiasaan mengeluh terus-menerus
terhadap situasi atau orang lain, tanpa solusi nyata atau tindakan perbaikan.
Ciri-ciri:
- Fokus pada masalah, bukan solusi.
- Nada bicara negatif dan pesimis.
- Sering
menggunakan kalimat seperti:
- “Kok aturannya ribet banget sih?”
- “Capek, kerjaan nggak ada habisnya.”
- “Gaji segini, kerja sebanyak ini.”
Dampak:
- Menurunkan
semangat tim.
- Menjadi budaya negatif yang menular.
- Mengganggu produktivitas dan suasana
kerja.
Contoh di
lingkungan sekolah:
Guru yang selalu
mengeluh soal kurikulum yang berubah-ubah, tapi tidak berusaha mempelajarinya
atau mencari solusi bersama.
🔄 Kesamaan Ketiga Pola:
Ketiga pola ini
muncul dari mentalitas tidak bertanggung jawab penuh. Mereka cenderung
menyalahkan, membela diri, atau mengeluh, tanpa mencoba mencari akar masalah
dan tindakan solutif.
✅ Bagaimana Mengatasi Tiga Pola Ini?
1. Tumbuhkan Self Awareness (Kesadaran Diri):
- Sadari saat kita mulai menyalahkan,
membenarkan, atau mengeluh.
- Latih diri untuk berpikir reflektif: Apa
yang bisa saya perbaiki?
2. Ubah Pertanyaan:
Alih-alih bertanya: “Siapa yang salah?” Tanyakan:
- “Apa yang bisa saya lakukan untuk
memperbaiki situasi ini?”
- “Apa pelajaran dari kejadian ini?”
3. Budaya Solutif dan Kolaboratif:
- Dorong komunikasi yang fokus pada
solusi, bukan pada kesalahan.
- Jadikan rapat sebagai forum mencari
jalan keluar, bukan ajang menyalahkan.
Komentar
Posting Komentar